Beberapa hari yang lalu, saya iseng-iseng mencoba mengirimkan naskah saya untuk diterbitkan di Nulisbuku bersama dengan penulis-penulis lainnya. Berikut ceritanya. Maaf jika ceritanya agak GJ. Karena pas saya menulis, suasana hati sedang galau dan hanya saya kerjakan dalam 2 jam. Selamat Menikmati!
Pada Jaman dahulu, hiduplah seorang janda cantik jelita yang bernama Srini. Dia hidup sebatang kara di hutan. Sehari-hari, ia menjalani hidup menjadi seorang petani timun.
Suatu hari, ia merasa kesepian dengan keadaannya saat itu. Ia menginginkan seorang anak. Segala usaha telah ia lakukan agar ia memperoleh seorang anak. Dukun dari seluruh negeri sudah ia kunjungi. Ia juga sudah terbang ke Negeri seberang untuk operasi agar ia dapat melakukan inseminasi buatan. Namun, ternyata ia hanya membuang biaya.
Hingga suatu saat, datanglah Seorang Raksasa dari Planet Mars yang mendengar tentang kabar tersebut. Sang Raksasa pun datang ke rumah Srini. “Aku mendapat kabar bahwa engkau menginginkan seorang bayi. Apa benar kabar tersebut?”, tanya Raksasa.
“Benar sekali Raksasa, Aku sangat menginginkan seorang anak. Apa kau dapat mengabulkan keinginanku?”
“Tentu bisa! Ambillah biji timun ini, ini adalah biji timun dari Planet Mars. Tanamlah di kebunmu! Dan niscaya kamu akan mendapatkan i jabang bayi.”
“Terima Kasih Tuan Raksasa!”
“Tapi kau jangan senang dulu! Jika anakmu nanti telah berumur 5 tahun, anak itu harus engkau serahkan kepadaku untuk aku Makan”
Setelah itu, Raksasa pergi ke Planet Mars.
Srini segera menanam biji buah tersebut di pekarangan rumahnya. Setelah sehari semalam, Timun tersebut tumbuh dan di tengahnya tumbuh buah yang sangat besar. Dan setelah itu, ia berinisiatifuntuk membelahnya. Dan muncullah si jabang bayi yang bernama Timun Mas.
Semakin hari Timun Mas tumbuh menjadi gadis jelita. Suatu hari datanglah raksasa untuk menagih janji Mbok sirni amat takut kehilangan Timun Mas, dia mengulur janji agar raksasa datang 2 tahun lagi, karena semakin dewasa,semakin enak untuk disantap, raksasa pun setuju.
Srini sangat mencintai anaknya. Ia tidak mau menyerahkan Timun Mas kepada Raksasa. Akhirnya ia berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar anaknya diselamatkan dari Raksasa.
Suatu malam, ia bermimpi. Ia bermimpi mengambil beberapa biji. Yaitu biji semen, duri, bibit rumput dan sebuah alarm. Dalam mimpinya tuhan memberi petunjuk bahwa mereka akan mendapat keberkahan dari biji tersebut. Lalu pada pagi harinya, Srini memberikan biji tersebut kepada Timun Mas.
Hari yang dinantikannya-pun tiba. Raksasa datang dari planet Mars dan mengetuk Pintu depan. Srinipun menyuruh Timun Mas untuk berlari lewat pintu belakang. Namun, malang tak bisa ditolak. Raksasa mengetahui hal tersebut. Dan Raksasa segera berlari mengejar Timun Mas.
Timun Mas berlari menuju bukit, Raksasa mengejarnya. Timun Mas menyeberang lautan, Raksasa tetap mengejarnya. Sampai pada akhirnya, ia berlari menuju China. Timun Mas ingat, ia mempunyai beberapa senjata dari Ibunya. Ia melemparkan biji semen tersebut ke tanah. Jadilah tembok besar China. Namun, Raksasa berhasil menjebolnya.
Timun Mas tidak kehabisan akal. Ia segera melemparkan biji duri. Lalu tumbuhlah pagar berduri. Namun, tetap saja Raksasa berhasil menjebolnya.
Lalu pada akhirnya ia menuju daerah Sleman, Timun Mas membunyikan Alarm di tangannya. Setelah itu, langit menjadi gelap. Hujan turun dengan deras. Timun Mas terheran-heran dan mempertanyakan dalam hatinya. Apakah fungsi alarm ini? lalu, hal yang menakjubkan tiba. Datanglah Alien datang dengan Ufo. Dengan seberkas cahaya silau, Alien tersebut lalu membuat Crop Circle dan membuat Raksasa terjebak di dalamnya. Kali ini, Raksasa tidak dapat keluar dari dalamnya. Selagi Raksasa terjebak, Timun Mas terus berlari hingga akhirnya ia menuju ke kota Malang.
Ia terheran apa yang terjadi. Ia juga bertanya-tanya dalam hati. Untuk apakah bibit rumput ini? Lalu Timun Mas berinisiatif untuk melemparkan bibit rumput di kota Malang tersebut. Setelah dilempar, tumbuhlah sebuah ladang rumput yang menyerupai stadion sepak bola. Dan ditengahnya terdapat sebuah pangeran tampan yang pandai bermain sepakbola. Irfan Bachdim namanya.
Irfan Bachdim berkata, “Akulah pangeran yang datang untuk meminangmu”. Merekapun pulang ke Rumah Srini. Dan mereka hidup bahagia selamanya.
Selesai.
Copyright Helmy Satria Martha Putra
@satriahelmy :)
terimakasih sahabat sudah berbagi cerita yang menarik tentang Timun Mas, Crop Circle, dan Irfan Bachdim, salam ukhuwah sahabat.
ReplyDeletecerita yang gk masuk akal sama sekali. gak jelas alurnya akhi...
ReplyDelete